Yesaya 55:1-13 | Kecewa pada Tuhan yang tak pernah Mengecewakan
Renungan Khotbah Tafsir Yesaya 55 Berilah kesempatan kepada Tuhan untuk menunjukkan Jalan KeselamatanNya berlaku direruntuhan hidup kita.

Kecewa pada Tuhan yang tak pernah Mengecewakan — Seorang anak datang ke gereja, sambil menangis dia berdoa agar Tuhan mau menyembuhkan ayahnya yang dirawat di RS karena kecelakaan.
Peristiwa yang Mengecewakan
Namun, ayahnya meninggal dalam perawatan di RS. Anak itu menjadi kecewa, marah dan menunjukkan permusuhan dengan Tuhan hingga dia dewasa dan menjadi olahragawan sukses.Kisah di atas adalah ide dasar alur cerita dalam film The Divine Fury (Korsel, 2019). Seseorang yang mengalami satu bagian sejarah hidup yang di situ dia mengalami luka, duka, kepahitan hingga akhirnya sangat kecewa, bahkan sampai ditaraf membenci Tuhan.
Yesaya 55:1-13
Seruan untuk turut serta dalam keselamatan yang dari TUHAN
55:1 Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!
55:2 Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.
55:3 Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.
55:4 Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa;
55:5 sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau.
55:6 Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
55:9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
55:12 Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.
55:13 Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.
55:1 Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!
55:2 Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.
55:3 Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.
55:4 Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa;
55:5 sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau.
55:6 Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
55:9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
55:12 Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.
55:13 Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.
Dialog Hati
Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini, bangsa Israel sedang ada dalam masa pembuangan di negeri asing.Bayangkan saja tentang seseorang yang selama ini selalu memahami bahwa mereka adalah “umat pilihan dan umat kesayangan Allah”, tapi kini mereka bertemu dengan kenyataan pahit bahwa negeri mereka telah dihancurkan dan mereka dibuang ke negeri asing sebagai budak-budak taklukan perang.
Dalam konteks budaya kuno, ada pemahaman bahwa saat satu bangsa ditaklukkan oleh bangsa lain, maka itu pun dianggap sebagai kekalahan “ilah yang disembah bangsa yang kalah” dari “ilah yang disembah bangsa yang menang perang”.
Dengan konteks latar-belakang seperti itu, ada yang menarik dari pembacaan Alkitab kita, mari kita lihat highlight kata di ayat-ayat berikut:
“… marilah (ay. 1) …, Dengarkanlah (ay. 2) …, Arahkanlah … Aku hendak (ay. 3) …, … Aku telah (ay. 4) …, … engkau akan (ayat 5) …, Carilah (ayat 6) …, … kembalilah kepada Tuhan (ay. 7) …, rancanganKu bukan rancanganmu, jalanKu bukan jalanmu (ay. 8)
Menariknya adalah di ayat 12, Tuhan masih menggunakan penegasan:
“Sungguh, …”
Seakan-akan menyiratkan bahwa Tuhan sedang berhadapan dengan seseorang yang telah hilang kepercayaan akut pada Tuhan, sehingga harus diajak terus menerus, ditegaskan berulang-ulang, diyakinkan lagi dan lagi hingga paling akhir dengan kata, “Sungguh …”
Bila kita melihat secara kronologis, Israel berada di pembuangan selama 70 tahun (Yeremia 29:10), maka teks Yesaya 55 ini bukan lagi di fase awal saat mereka baru dibuang, melainkan sudah di fase akhir sebelum mereka akan dikembalikan Allah ke Tanah Perjanjian (bnd. Pasal 45 Tuhan memanggil Kores sebagai alat-Nya).
Artinya, sudah beberapa puluh tahun lamanya mereka telah ada di pembuangan dan Tuhan melalui para nabi berjuang agar mereka bisa bangkit semangat lagi dan memahami pergumulan kehancuran mereka dengan pemaknaan yang benar:
Bukan Tuhan nya kalah, tetapi Tuhan mendidik mereka dengan mengizinkan hal itu terjadi bagi mereka dan tepat pada waktunya, Dia akan menyelamatkan umatNya.
Singkatnya, perikop kita, Tuhan memang sedang berhadapan dengan, bukan saja seorang yang telah berhasil memulihkan diri – semangat lagi untuk mau ikut serta rancangan Tuhan, pulang ke Yerusalem kembali.
Akan tetapi teks kita juga berbicara kepada orang yang mungkin disaat itu belum bisa keluar dari rasa kecewa atas kepahitan peristiwa pembuangan dan mulai mengira:
“Untuk apa kembali ke jalan Tuhan, jika apa yang kucapai di negeri asing ini adalah karena usahaku, atau karena aku ikut iman masyarakat mayoritas maka aku aman dan nyaman di sini.”
Kecewa pada Tuhan yang tak pernah Mengecewakan
Bukankah dalam keseharian hidup kita sekarang, apa yang terjadi dalam latar belakang teks Alkitab kita hari ini juga akan selalu bisa kita alami?Saat seseorang menjadi sangat kecewa berat karena apa yang jadi pengharapannya (berharap yang terbaik pastinya), tapi yang terjadi malah sangat pahit baginya.
Kecewa krn di PHK, padahal inginnya …
Kecewa krn patah hati, padahal inginnya …
Kecewa pada Tuhan (yang seharusnya Tuhan tidak pernah mengecewakan)
Pendamping yang Setia
Jadilah seperti Yesaya, seseorang yang dipakai Tuhan untuk mendampingi "yang sedang patah hati karena kecewa kepada Tuhan."Memberi Kesempatan Tuhan untuk Menunjukkan MaksudNya
Teks Alkitab kita menegaskan pada kita bahwa Tuhan tidak akan pernah berhenti memperjuangkan diri kita untuk sampai pada pengenalan maksud dan tujuan Tuhan saat mengizinkan satu kepahitan itu terjadi.Berilah kesempatan kepada Tuhan untuk menunjukkan Jalan KeselamatanNya berlaku direruntuhan hidup kita. Menolak untuk menyerah, karena Tuhan tidak akan pernah menyerah memperjuangkan hidup kita.
Tetap berjuang lagi dan lagi bersamaNya. Sampai kita bertemu dengan satu kesaksian:
“Oh, ternyata ini tho maksud Tuhan untuk hidupku dan keluargaku dibalik semua reruntuhan itu.” (bnd. ay. 8-9)
Allah kita adalah Allah yang tidak hanya memulihkan, tetapi mengambil kesalahan dan kebodohan kita dalam rencana-Nya bagi kita dan mengubahnya menjadi kebaikan bagi kita. (J. I. Packer)