Kejadian 17: 1-7,15-16 | Menghidupi Janji Tuhan

Renungan Khotbah Tafsir Kejadian 17 Ketika aku tidak bisa melacak tangan-Nya (mengerti perbuatan Tuhan), aku selalu dapat mempercayai hati-Nya.
Kejadian 17

Menghidupi Janji Tuhan — Bila pembacaan Alkitab kita hari ini terjadi antara dua orang manusia, kita ambil pemisalan: Seseorang menjanjikan untuk pulang kampung di tahun ini.

Menunda Penggenapan Janji

Akan tetapi yang kemudian terjadi adalah tahun ini dia gak pulang kampung, tahun depan juga tidak, lima tahun kemudian pun tidak.

Andai bapak dan ibu adalah orangnya, yang dijanjikan (bukan pemberi janji), perasaan bapak dan ibu bagaimana?
Kejadian 17: 1-7,15-16
Sunat sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham
17:1 Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
17:2 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak."
17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
17:4 "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
17:7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.

17:15 Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
17:16 Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
Pembacaan Alkitab kita hari ini memang bukan tentang seseorang yang berjanji kepada seorang yang lain, melainkan Allah yang berjanji kepada Abraham.

Sebelum lanjut, bapak dan ibu bisa juga mengakses dan subscribe kanal Youtube kami dengan mengklik link dibawah ini. Terimakasih, Tuhan memberkati pelayanan kita bersama.

https://www.youtube.com/@gerryatje

Gambar Besar

Menarik untuk kita cermati, Allah mengubah nama Abram, yang artinya "bapa/ayah yang ditinggikan," menjadi "Abraham," yang berarti "bapak leluhur banyak bangsa " (Kejadian 17:5, versi BIS).

Secara bersamaan, Allah mengubah nama istri Abraham dari "Sarai," yang artinya "permaisuriku," menjadi "Sara," yang berarti "ibu bangsa-bangsa" (Kejadian 17:15).

Perubahan dari yang hanya melihat dari sisi “personal (ayahku, permaisuriku)” kemudian menjadi sangat “komunal (bapak leluhur bangsa-bangsa, ibu bangsa-bangsa)”.

Kronologi Abraham

Persoalannya hanya satu.


Di perikop kita hari ini, Abraham telah berusia 99 tahun (Kej. 17:1) dan sampai saat itu juga Abraham dan Sara belum memiliki anak.

Supaya kita mendapatkan gambaran secara kronologis, ada data berikut:

Kronologi Abraham
Kej. 11:30 (Sarai disebut mandul)
Kej. 12:4 (Abraham 75 tahun, awal Janji)
Kej. 16:16 (Abraham 86 tahun, Ismael lahir)
Kej. 17:1 (Abraham 99 tahun)
Kej. 21:5 (Abraham 100 tahun, Ishak lahir)
Kej. 25:7 (Abraham wafat 175 tahun)

Memerlukan waktu yang sangat lama dari sejak Janji itu diucapkan Allah, hingga Allah menggenapinya, 25 tahun kemudian.

Menghidupi Janji Tuhan

Kita mungkin bertanya bagaimana Abraham sanggup menghidupi Janji Allah yang memerlukan waktu 25 tahun untuk digenapi?

Sedangkan kita, bila ada orang yang janji dan memberikan penundaan sehari-seminggu-sebulan-setahun saja, bisa jadi kita merasa … gondok.

Jadi, mengapa Abraham bisa menghidupi Janji Tuhan dalam jangka waktu penggenapan yang sangat lama?

Dua jawaban yang bisa kita lihat bersama.

Pertama adalah karena sejak awal Janji itu diucapkan oleh Tuhan. Abraham tahu bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan keluarga mereka. Bukankah sedari awal Abraham tahu bahwa Sarai mandul (Kej. 11:30).

Bukan tanpa alasan pula ketika Abraham tampak "manut wae" dengan ajakan Tuhan sejak awal (Kejadian 12), karena di saat itu usia Abraham sudah menginjak 75 tahun.

Pengalaman hidup bersama Tuhan yang telah dilewati Abraham selama 75 tahun hidupnya saat panggilan awal itu, walaupun tidak diceritakan dalam Alkitab, pastilah hal itu yang telah membuat Abraham percaya bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan.

Bila tergerak mendukung pelayanan kami di media website dan channel Youtube, bapak dan ibu bisa menyampaikan dukungan donasi ke nomor rekening:

BCA 1080463606

Kedua, di jalan panjang penggenapan janji, Allah selalu mengkomunikasikan JanjiNya kepada Abraham untuk meneguhkan langkah Abraham, seperti yang bisa kita baca diperikop saat ini.

Pengalaman iman keluarga Abraham dan Sara seharusnya menjadi kekuatan bagi kita juga dalam menghidupi Janji Tuhan di sepanjang perjalanan panjang penuh liku di keluarga kita masing-masing.

Bukan hanya hidup dalam terang Janji Allah, tetapi kita juga harus menghidupi Janji Allah dalam gerak langkah kehidupan kita agar kita tidak kehilangan arah (merasa seakan-akan JanjiNya itu meredup dan sirna) untuk menggapai penggenapan janjiNya bagi kita.

Sharing
Apa yang sudah dan sedang kita lakukan untuk menghidupi Janji Tuhan dalam hidup kita?

Allah itu terlalu baik untuk tidak bermurah hati. Allah itu terlalu bijaksana untuk menjadi bingung. Ketika aku tidak bisa melacak tangan-Nya (mengerti perbuatan Tuhan), aku selalu dapat mempercayai hati-Nya. (Pepatah)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>