Kisah Para Rasul 1:15-26 | Momen Dag-Dig-Dug Orang Percaya

Renungan Khotbah Tafsir Kisah Para Rasul 1:15-26 Dag-dig-dug mereka dan dag-dig-dug kita ternyata berbeda.
Kisah Para Rasul 1:15-26

Momen Dag-Dig-Dug Orang Percaya — Kita terbiasa melihat orang berbondong-bondong untuk mencalonkan diri dalam banyak kesempatan di negeri ini. Sebutlah misalnya nyaleg, nyapres atau bahkan nyalon jadi Kades.

Dalam hal itu, semua orang yang mencalonkan diri sangat bersemangat dan melakukan banyak cara demi tercapainya cita-cita mulia itu.

Sampai tibalah momen dag-dig-dug nya, yaitu saat pengumuman hasil pemilihan.

Fenomena “stress dan frustrasi berat” pasca penghitungan suara menyiratkan sangat besarnya keinginan mereka untuk bisa terpilih (tapi sayangnya gak kepilih).

Sebelum lanjut, bapak dan ibu bisa juga mengakses dan subscribe kanal Youtube kami dengan mengklik link dibawah ini. Terimakasih, Tuhan memberkati pelayanan kita bersama.

https://www.youtube.com/@gerryatje
Kisah Para Rasul 1:15-36
Matias dipilih menggantikan Yudas
1:15 Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata:
1:16 "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.
1:17 Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."
1:18 --Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.
1:19 Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah--.
1:20 "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.
1:21 Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami,
1:22 yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya."
1:23 Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias.
1:24 Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,
1:25 untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."
1:26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.

Dag-dig-dug Mereka

Dalam perikop kita hari ini, bila ditanyakan kepada 120 orang yang hadir saat itu (ayat 15), bila ditanyakan kepada mereka satu per satu tentang, “Apakah mereka mau ikut serta dalam karya pelayanan bagi Kristus?” Saya cukup yakin bahwa semua orang yang 120 itu pasti akan menjawab mau.


Apalagi, jika kita membayangkan bila ada orang (di antara 120 itu) yang dahulu mengalami sendiri kuasa Yesus. Misalnya dahulu dia sakit kusta, lalu disembuhkan oleh Yesus. Orang yang mengalami pengalaman iman seperti itu, sudah pasti tidak akan menolak dipilih sebagai pengganti Yudas (ayat 17-22).

Semua orang di saat itu (yang 120 orang tadi) akan menyambut dengan sukacita panggilan untuk ikut serta dalam pelayanan, sebagai pengganti Yudas.

Ketika tiba waktu penentuan, memilih satu di antara Yustus dan Matias, momen dag-dig-dug itu terasa … Hingga akhirnya yang terpilih adalah Matias.

Bayangkan saat para murid mengucapkan selamat kepada Matias, bagaimana reaksi Yustus terhadap ketidakterpilihan dirinya?

Yustus tidak disebut-sebut lagi dalam Alkitab, sehingga kita tidak tahu reaksinya. Namun kita bisa mempercayai bahwa meskipun tidak terpilih, Yustus akan tetap membaktikan dirinya sebagai pelayan bagi Kristus, dimanapun dan sebagai apapun Yustus berkarya dalam kesehariannya, sebagai rasa syukur pada semua kebaikan Allah di dalam karya Yesus Kristus.

Sampai di situ, kita tahu bahwa di dalam pembacaan Alkitab kita (dan juga dalam peristiwa keseharian kita tentang pemilihan caleg, kades dll), kita bertemu dengan momen dag-dig-dug nya adalah dengan semangat bahwa mereka mau untuk “turut serta dalam karya pelayanan”.

Dag-dig-dug Kita

Hari ini, dalam kehidupan keseharian kita, terutama sebagai bagian dari keluarga jemaat, momen pemilihan Majelis Jemaat, Komisi Pelayanan, dll dalam kebersamaan sebagai keluarga jemaat, ini pun seringkali menjadi suatu momen dag-dig-dug semua orang percaya.

Bedanya, di dalam perikop kita, momen dag-dig-dug itu disertai oleh kebersediaan hati untuk ikut serta.

Sedangkan di masa kini, kebanyakannya sih, momen dag-dig-dug nya menjadi berubah. Semoga saya gak terpilih. Atau kalau pun sudah terpilih, seseorang punya 1001 alasan untuk, terkesan, menghindari panggilan itu.

Ya gak?

Bila tergerak mendukung pelayanan kami di media website dan channel Youtube, bapak dan ibu bisa menyampaikan dukungan donasi ke nomor rekening:

BCA 1080463606

Jika benar begitu adanya, maka ini akan selalu menjadi tantangan bagi kita sebagai orang percaya:

Kita hari ini bukan menjadi lebih bersemangat lagi dalam menyambut karya pelayanan, tapi malah sebaliknya, berlomba-lomba untuk menghindari ikut serta dalam karya pelayanan.

Apa yang terjadi sebenarnya dengan kehidupan orang percaya sebagai keluarga jemaat, dengan “degradasi semangat” seperti itu (bila dibandingkan dengan semangat jemaat mula-mula)?

Mari kita diskusikan.

Tuhan mempunyai tiga macam hamba di dunia ini. Beberapa adalah ‘budak’ – yang melayani Dia karena takut. Yang lain adalah ‘orang bayaran’ – yang melayani untuk upah. Yang terakhir adalah ‘anak-anak’ – yang melayani karena mereka mengasihi Dia. (Uskup Agung Secker)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>