Yeremia 28:1-9 | Atas Nama Tuhan

Renungan Khotbah Tafsir Yeremia 28:1-9 Ketika pikiran kita mengatas-namakan Tuhan untuk menjelaskan keterpurukan hidup kita.
Yeremia 28:1-9

Atas Nama Tuhan — Ada yang masih ingat dengan nama Mangapin Sibuea? Pada 10 November 2003, sekitar 300 orang pengikut sekte Pondok Nabi yang dipimpin oleh Mangapin Sibuea, di hari itu, menantikan kiamat terjadi.

Kejadian seperti itu, sekte sesat yang mengklaim bahwa kiamat akan terjadi pada tanggal ini dan itu dan pada akhirnya klaim itu terbukti salah, sedikit banyak menggambarkan apa yang terjadi dalam perikop kita hari ini.

Sebelum lanjut, bapak dan ibu bisa juga mengakses dan subscribe kanal Youtube kami dengan mengklik link dibawah ini. Terimakasih, Tuhan memberkati pelayanan kita bersama.

https://www.youtube.com/@gerryatje

Sederhananya, perikop kita hari ini menceritakan tentang bangsa Israel yang sudah dibuang ke negeri asing sebagai bentuk penghukuman dari Tuhan.
Yeremia 28:1-9
Nabi Yeremia lawan nabi Hanaya
28:1 Dalam tahun itu juga, pada permulaan pemerintahan Zedekia, raja Yehuda, dalam bulan yang kelima tahun yang keempat, berkatalah nabi Hananya bin Azur yang berasal dari Gibeon itu kepadaku di rumah TUHAN, di depan mata imam-imam dan seluruh rakyat:
28:2 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Aku telah mematahkan kuk raja Babel itu.
28:3 Dalam dua tahun ini Aku akan mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah TUHAN yang telah diambil dari tempat ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel.
28:4 Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikianlah firman TUHAN! Sungguh, Aku akan mematahkan kuk raja Babel itu!"
28:5 Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya di depan mata imam-imam dan di depan mata seluruh rakyat yang berdiri di rumah TUHAN itu,
28:6 kata nabi Yeremia: "Amin! Moga-moga TUHAN berbuat demikian! Moga-moga TUHAN menepati perkataan-perkataan yang kaunubuatkan itu dengan dikembalikannya perkakas-perkakas rumah TUHAN dan semua orang buangan itu dari Babel ke tempat ini.
28:7 Hanya, dengarkanlah hendaknya perkataan yang akan kukatakan ke telingamu dan ke telinga seluruh rakyat ini:
28:8 Nabi-nabi yang ada sebelum aku dan sebelum engkau dari dahulu kala telah bernubuat kepada banyak negeri dan terhadap kerajaan-kerajaan yang besar tentang perang dan malapetaka dan penyakit sampar.
28:9 Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN."
Bayangkan saja tentang seseorang yang katakanlah memiliki segalanya, lalu tiba-tiba kehilangan segalanya. Dari yang ada “di atas” tiba-tiba terjerembab jatuh ke “titik terbawah”.

Itulah yang dialami oleh bangsa Israel dalam perikop kita hari ini. Tadinya hidup sebagai bangsa yang merdeka, kini mereka hidup sebagai orang-orang taklukan, jadi budak di negeri asing.


Dalam kondisi yang seperti itu, apa yang disampaikan oleh Hanaya memang akan “membuai” siapapun orang Israel yang menjadi budak di negeri asing.

Siapa yang tidak mau sih kalau ada orang yang mengatakan – bernubuat atas nama Tuhan – agar cepat-cepat mereka diselamatkan Tuhan dan kembali ke negeri mereka, Israel (ayat 2-3).

Apalagi bila dibandingkan dengan nubuat yang asli dari Tuhan yang disampaikan oleh nabi Yeremia di pasal 29:10 (bukan 2 tahun, tetapi 70 tahun di pembuangan). Pasti inginnya orang Israel pilih yang 2 tahun dari ucapan Hanaya itu kan.

Namun, dalam bacaan Alkitab kita hari ini pun kita mengetahui bahwa apa yang dinubuatkan oleh Hanaya tadi ternyata hanyalah sebatas nubuat palsu (ayat 6-9).

Mengatasnamakan Tuhan seakan-akan Tuhan berbicara seperti itu, tapi ternyata Tuhan tidak berkata seperti itu.


Dalam keseharian hidup kita, mungkin kita tidak sampai lah seperti yang terjadi dalam “kasus sekte pondok nabi” atau seperti Hanaya yang bernubuat palsu mengatasnamakan Tuhan.

Tetapi, jangan-jangan ada saja dalam satu kejadian, kita akan melakukan “hal yang mirip dengan itu tadi: mengatas - namakan Tuhan untuk menjelaskan kejadian hidup kita,” padahal Tuhan tidak berkata seperti itu tentang hidup kita.

Bila tergerak mendukung pelayanan kami di media website dan channel Youtube, bapak dan ibu bisa menyampaikan dukungan donasi ke nomor rekening:

BCA 1080463606

Misalkan saja, berpikir bahwa Tuhan telah melupakan kita karena kehidupan kita saat ini sedang ada dalam pergumulan yang berat.

Kita menganggap Tuhan mengatakan: “Aku melupakanmu”, padahal, Tuhan tidak akan pernah mengatakan hal seperti itu kepada kita.

Sharing
Apa yang bisa kita lakukan untuk menyelaraskan “pikiran kita” dengan “pikiran Tuhan”? – jangan dibalik –

Bapa surgawi kita tidak pernah mengambil apa pun dari anak-anak-Nya, kecuali jika Dia ingin memberi kita sesuatu yang lebih baik. (George Muller)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>