Yohanes 10:22-30 | Ragukan Keraguanmu, Percayai Imanmu
Renungan Khotbah Tafsir Yohanes 10:22-30 Ragukan keraguanmu, percayai imanmu

Salahkah Meragu?
Sebelum ke perikop yang menjadi renungan kita hari ini, tema yang kita bahas hari ini adalah jangan ragu, percayalah kepadaNya.Ok, kita semua paham bahwa tujuan kita yang paling puncak adalah menghilangkan keraguan kita hingga akhirnya percaya sepenuh kepada Nya.
Tapi, apakah salah bila seseorang, siapapun dia, memulai perjalanan dirinya dengan meragu?
Hayo coba siapa di antara kita yang ikut kebaktian ini yang selama hidupnya tidak pernah meragu? Gak mungkin ada karena setiap kita pasti ada waktunya meragu.
Contoh kecil sajalah, sewaktu pergumulan datang, sakit, masih mencari pekerjaan, atau bahkan masih mencari pasangan hidup ... hal yang begitu sudah bisa membuat kita meragu: Ini Tuhan sebenarnya sayang gak sih sama saya?
Benar kan.
Jadi, yang saya mau katakan adalah ada perbedaan besar antara berjalan melewati keraguan dan tetap tinggal, tidak ke mana mana dalam keraguan itu sendiri.
Yang satu bisa membawa pada iman yang lebih kokoh dan tangguh, karena pada akhirnya ia melampaui keraguan itu dan menemukan iman.
Sedangkan yang tetap tinggal dalam keraguannya, tidak akan sampai ke mana mana.
Terbiasa Meragu
Bapak ibu, kalau dalam hal ragu, saya ini termasuk dalam orang yang banyak ragu nya. Misalnya nih kemarin pulang kampung, ngecekin dapur itu bisa berkali kali, ngecek pintu sudah dikunci pun bisa berkali kali. Sampai akhirnya yang awalnya ragu menjadi yakin.Ok ya, jadi kita tidak bisa menghindari bahwa dalam keseharian hidup kita ini kita bisa tergoda untuk meragu, karena banyak hal. Tetapi menghadapi kehidupan dengan keraguan pun bisa membawa seseorang berujung pada iman yang semakin kokoh, dengan syarat ia melampaui keraguan tersebut dan menemukan iman, yakin.
Sekarang kita menuju pada pembacaan Alkitab kita hari ini.
Yohanes 10:22-30
Yesus ditolak oleh orang Yahudi
10:22 Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin.
10:23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
10:24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."
10:25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
10:26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
10:29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
10:30 Aku dan Bapa adalah satu."
10:22 Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin.
10:23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
10:24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."
10:25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
10:26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
10:29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
10:30 Aku dan Bapa adalah satu."
Mereka meragu dan keraguan mereka itu tidak membawa mereka ke mana mana. Terus saja ragu.
Padahal, dalam banyak hal, baik melalui perbuatan maupun pengajaran dan perkataan Yesus, buktinya sudah melimpah ruah.
Jadi seharusnya mereka sudah bergerak dari keraguan menuju pada iman. Yang sayangnya mereka tidak melakukan pergerakan itu.
Saya beberapa waktu belakangan ini suka membaca tulisan para rabi tentang pengharapan Mesias. Saya kumpulkan di blog, nanti bapak ibu bisa membacanya.
Dan yang saya temukan adalah, ini contoh sederhana saja ya, bahkan tindakan Yesus mengendarai keledai, ini saja merupakan penggenapan terhadap pengharapan mesias bagi bangsa Israel.
Itu contoh yang sederhana, belum yang rumit seperti misalnya datangnya Mesias merupakan cara Allah dalam menghapus dosa dan mengembalikan manusia pada hidup yang kekal.
Lha ya ini memang yang dilakukan oleh Yesus kan?
Orang Yahudi menolak Yesus, tetapi mereka pada akhirnya akan menantikan seorang mesias yang mirip mirip seperti apa yang telah dilakukan oleh Yesus.
Melampaui Keraguan
Hari ini saya mau mengajak kita untuk merenungkan satu hal saja,apa yang sudah bapak dan ibu lakukan terhadap keraguan bapak dan ibu hari ini?
Berkubang dalam keraguan tidak akan membuat kita ke mana mana.
Sebagai jemaat, kita punya pengalaman meragu dan akhirnya terus berjalan melampaui keraguan tersebut dan akhirnya kita bertemu degan iman, yakin.
Ada yang bisa nebak yang saya maksud?
Paduan Suara Jemaat.
Kalau kita waktu itu terus saja berkubang dalam keraguan: bisa gak nih kita ada Paduan Suara Jemaat, ya gak akan pernah ada PS Jemaatnya. Meragu saja terus dan kita tidak akan bergerak ke mana mana.
Tetapi yang kita lakukan kan bukan berkubang dalam keraguan, melainkan terus bergerak walaupun keraguan itu ada. Sampai akhirnya ... Kita bertemu dengan apa yang disebut sebagai Percaya itu.
Keraguan kita adalah pengkhianat. Ia membuat kita kehilangan kebaikan yang mungkin kita akan sering menangkan, dengan takut mencoba. (Shakespeare)