Kejadian 2:18-23 | Bersepakat dengan Tuhan
Renungan Khotbah Pertunangan adalah bersepakat dengan Tuhan bahwa inilah dia orangnya yang disediakan Tuhan sebagai calon pendamping hidupku
Bersepakat dalam Tuhan — Syalom bapak dan ibu semuanya. Selamat untuk mas Eko dan mba Rina untuk proses lamaran yang telah berlangsung baru saja. Sukacita bagi kedua keluarga besar dan semakin bertambahlah sukacita itu karena di waktu ini kedua saudara saudari kita bersama keluarga besar hendak mengukuhkan pertunangan dihadapan Tuhan.
Bersepakat dengan
Pertunangan, tunangan, tunang. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan arti kata tunang sebagai bersepakat dihadapan orang banyak, dalam hal ini, bahwa akan tiba waktunya nanti dia akan menjadi suami atau istriku.Baca juga: Tata Ibadah Pertunangan
Saya berharap kita tidak hanya memandang pertunganan ini hanya sekedar persepakatan antara mas Eko dengan Rina atau bahkan hanya persepakatan antara kedua belah pihak keluarga besar.
Namun yang lebih jauh lagi harus dipahami pertunangan adalah bersepakat dengan Tuhan bahwa inilah dia orangnya yang disediakan Tuhan sebagai calon pendamping hidupku.
Kejadian 2:18-23
2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.
2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.
Kejadian 2:23
Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.
Saya selalu tertarik dengan ayat 20, Kejadian 2:20, karena di situ dikatakan Adam sudah mencari-cari penolong yang sepadan itu, tapi tidak ditemukannya.
Kejadian 2:20
tapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia
Ya iyalah belum ada di saat ayat 20 itu terjadi karena memang Hawa belum diciptakan (Hawa baru diciptaan di ayat 22).
Setelah segala sesuatunya dipersiapkan oleh Tuhan, tepat pada waktunya: inilah dia orangnya.
Saya mau mengajak kita hari ini untuk mendasarkan sukacita kita dalam beberapa hal.
Inilah Waktunya
Bersyukurlah karena inilah waktunya, inilah orangnya yang disediakan oleh TuhanKadang-kadang kita jadi merasa lucu sendiri ya kalau kita mengingat kapan kita kali pertamanya jatuh cinta.
Bapak dan ibu dahulu kapan pertama kali merasa jatuh cinta? Saat SD? SMP, SMA, Kuliah, Kerja? Ternyata bukan dia orangnya.
Akan tetapi, ketika kita bertemu orang yang memang disediakan Tuhan untuk kita, tepat pada waktunya, ternyata rahasia Tuhan sungguh luar biasa.
Awal dari Kebahagiaan Kita
Pertunangan adalah awal dari kebahagiaan bersama sampai selama-lamanya: hingga pernikahan dan hingga maut memisahkanDalam sebuah pertunangan kita tidak hanya berbicara tentang kebahagiaanku saja, tapi juga kebahagiaanmu, kebahagiaan keluargaku dan kebahagiaan keluargamu, kebahagiaan kita semua.
Jadi beda kan kalau semasa pacaran dahulu. Kalau mau ngomong cinta yang egois ya bisanya di masa pacaran saja: asal aku bahagia dan si doi bahagai, tak peduli keluargaku dan keluarganya bahagia atau tidak – ini di masa pacaran mungkin saja terjadi.
Akan tetapi, pertunangan bukanlah seperti itu. Cinta yang tidak egois adalah cinta yang membahagiakan Tuhan dan kita pun berbahagia bersama-sama dengan mereka yang ada di dalam kehidupan kita.
Selamat mempersiapkan diri untuk nanti tepat pada waktunya masuk ke dalam lembaran kehdiupan yang baru, yang sudah dimulai dan dipersiapkan sejak hari ini.
Tuhan memberkati.
Aku mencintaimu, bukan karena siapa dirimu. Tetapi karena siapa diriku ketika aku bersamamu. (Roy Croft)