Markus 8:14-21 | Merasa Kurang
Renungan Khotbah Tafsir Markus 8:14-21 Kok gak nyambung ya antara apa yang diomong Yesus dengan apa yang direspon oleh para murid

Merasa Kurang — Syalom bapak, ibu semua. Tetap waspada, tetap jaga diri, jaga kesehatan dalam menjalani masa pandemi ini.
Bila kepada kita ditanyakan tentang apa dampak dari situasi pandemi yang terjadi sekarang, tentu jawabannya akan dengan mudah kita temukan. Karena dampaknya memang cukup banyak, terlebih bagi kita yang sudah ada di masa usia indah.
Bapak dan ibu pasti sudah ada yang merasa hidup seperti terkurung karena tidak bisa ke mana-mana, mau ke gereja belum bisa, mau keluar rumah juga tidak bisa. Ada banyak keterbatasan yang ditambahkan dalam hidup kita sewaktu menghadapi masa pandemi ini.
Hari ini saya mau mengajak kita untuk merenungkan satu hal lagi yang pasti sangat terasa di masa sekarang dalam menghadapi pandemi.
Merasa Kurang
Persoalan itu, selalu merasa kurang, jangankan sekarang di masa pandemi, di masa sebelum pandemi ada pun banyak orang yang sudah bergumul di situ kan.Merasa kurang ini berbeda dari ketidak-adaan.
Merasa kurang adalah ada, tapi apa yang ada itu dianggap tidak cukup.
Perikop kita hari ini, Markus 8:14-21, berbicara mengenai hal itu.
Markus 8:14-21
Tentang ragi orang Farisi dan ragi Herodes
8:14 Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu.
8:15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."
8:16 Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti."
8:17 Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?
8:18 Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi,
8:19 pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul."
8:20 "Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Tujuh bakul."
8:21 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?"
8:14 Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu.
8:15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."
8:16 Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti."
8:17 Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?
8:18 Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi,
8:19 pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul."
8:20 "Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Tujuh bakul."
8:21 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?"
Kalau kita membaca ayat 15 tentang awas ragi Farisi dan ragi Herodes yang kemudian direspon oleh para murid dengan anggapan bahwa Yesus mengatakan itu karena "tidak ada roti", kita akan dengan mudah berpikir: "Kok gak nyambung ya antara apa yang diomong Yesus dengan apa yang direspon oleh para murid?"
Sebenarnya jika kita membaca perikop kita dari mulai ayat 1 (Markus 8:1-dst), kita akan mengerti mengapa Yesus berkata di ayat 15, "Awas ragi Farisi dan ragi Herodes". --- Perikop kita ini terjadi setelah Herodes menghukum mati Yohanes Pembabtis (Markus 6:14-29) ---
Markus 8 perikop yang pertama menceritakan tentang tanda mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus sewaktu memberi makan 4000 orang dan sisa 7 bakul.
Dan lucunya di perikop selanjutnya (Markus 8:11-13), orang Farisi masih saja minta tanda mukjizat dari Yesus.
Lha? Itu yang 7 bakul sisa apa dong?
Di konteks itulah Yesus berkata pada para murid, saat hanya ada satu roti di perahu, awas ragi orang Farisi (dan ragi Herodes), ayat 15.
Kalau buat saya, dalam kalimat itu Yesus sedang memperingatkan para murid: "Kamu yang sehari-hari berjalan bersamaKu, tahu semua tanda mukjizat yang telah kamu alami dan lihat langsung, masih saja kuatir karena hanya ada 1 roti di perahu?"
Makanya di ayat 17-21 Yesus marah kepada para murid yang masih saja meributkan soal roti yang hanya ada satu. Wajar marah, karena bukankah telah berkali-kali mereka sudah melihat kuasa Yesus dalam menyembuhkan, menyediakan, dll ... tapi mereka masih saja merasa bahwa itu semua adalah kurang.
Tuhan Mencukupkan
Hari ini, di masa pandemi seperti ini, saya takutnya kita menjadi tak ubahnya dengan para murid yang meributkan sana-sini tentang berbagai kekurangan-kekurangan kita di masa pandemi ini.Mau makan siang, buka lemari makan, ada tempe tahu (lagi). Lagi, karena kita sudah makan tempe tahu dari dua hari yang lalu.
Kita jadi lupa bersyukur karena masih ada makanan tersedia dan menjadi berkat Tuhan bagi hidup kita.
Dan bukan itu saja, saat kita menggerutu, di saat yang sama pula kita sedang melupakan betapa Tuhan sanggup menyediakan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kehidupan keseharian kita. Dari dahulu, sekarang dan selamanya.
Mari kita jalani masa-masa sulit karena pandemi ini bukan dengan sikap-sikap yang justru semakin memberatkan kehidupan kita. Bersyukur. Percaya bahwa Tuhan akan menyediakan dan mencukupkan tepat pada waktunya.
Atau, ragi Farisi yang masih saja meminta tanda mukjizat dari Yesus itu malah telah merasuk dalam hati dan pikiran kita dan mengkhamirkan diri kita dalam bentuk kekuatiran berlebih? Semoga tidak ya.
Tuhan menolong dan mencukupkan selalu. Amin.