Rut 1:1-22 | Runtuhkan Tembok, Bangun Jembatan!
Runtuhkan Tembok, Bangun Jembatan! — Biasanya ketika kita membaca cerita tentang Ruth dan Naomi, yang paling terlihat adalah kita senang sekali melihat hubungan yang mesra yang dibangun antara mama mertua dengan anak menantunya ini.
Mertua vs Menantu
Saya belum menikah memang, tapi kalau melihat yang biasanya ditampilkan di tv tentang hubungan mertua-menantu, kok seringnya ya gak semesra Ruth dengan Naomi yah.Papa saya pernah cerita begini, tentangnya sebelum menikah dengan mama .. Ternyata eyang kakung pernah ngecek calon menantunya itu sampai datang ke Jakarta dari Tuban lho.
Hanya untuk memastikan: "Ni calon menantu saya orang bener gak nih," kata nya sih, biar papa dulu juga sekolah teologi, dulu itu penampilannya preman abis ... rambut gondrong. Kali aja itu yang membuat eyang kakung dulu sempat was-was melihat calon menantunya itu. Untung akhirnya acc juga hahaha.
Saya ada cerita juga tentang hubungan mertua menantu, tapi ini hanya sekedar cerita saja ...
Jadi ada satu keluarga muda, suami - istri yang pergi ke Yerusalem dan sang suami itu mengajak mertuanya. Ternyata di Yerusalem, peristiwa yang mengagetkan datang, mertuanya meninggal. Mulailah keluarga ini mempersipakan penguburan orang tua mereka itu.
Pihak RS di Yerusalem bertanya kepada suami itu: "Apa hubungan ibu dengan bapak?" Lalu jawab suami itu: "Oh, ibu ini mertua saya." Lalu pihak RS melanjutkan, "Ok, kalau mertua bapak mau dikuburkan di Indonesia biayanya 5000 dollar, tapi kalau mau dikuburkan di sini, di Yerusalem, biayanya cukup hanya 2000 dollar saja."
Setelah mikir lama, suami itu memilih, "Saya mau membawa pulang saja ke Indonesia dan menguburkan ibu mertua saya di sana, saya pilih yang 5000 dollar."
Pihak RS cukup kagum dengan keputusan itu, "Wah ... Anda pasti sangat menyayangi ibu mertua ya ... sampai-sampai mau di bawa pulang dan dikuburkan di tanah air."
Menantu itu pun kemudian berkata,
"Yah gmana ya ... sebenarnya gak gitu juga sih ... Saya cuma ingat kalau 2000 tahun yang lalu ada juga orang yang dikubur di sini dan 3 hari kemudian dia bangkit ... Nah, saya gak mau ambil resiko kejadian itu terulang lagi sekarang."
Membangun Tembok atau Jembatan?
Kenyataan yang terjadi dalam kehidupan kita di masa kini jelas, kadang kita sulit untuk menemukan keharmonisan dan kemesraan dalam membangun sebuah hubungan.Hubungan mertua - menantu, atau hubungan apapun lainnya. Yang kita acapkali temukan justru kebencian, kemarahan, bahkan tega menghancurkan yang lain.
Orang-orang terlalu sibuk membangun tembok.
Mulailah mereka saling bertanya: "Hey kamu dari golongan mana? Suku apa? Kamu Gereja mana? Karismatik / Mainstream? Baptis selam / Baptis percik? Koalisi / Oposisi? Yang anak saya kan istri kamu, kamu kan anak bapakmu.
Menjalani kehidupan sambil terus membangun tembok pemisah antara "kamu" dengan "kami" sehingga melupakan bahwa Allah menurunkan hujan (yang cuma 30 menit misalnya - 1 jam gak berhenti, maka kita semua kerepotan dengan yang namanya kebanjiran) ... untuk semua orang, banjir kan gak pandang bulu.
Dari sini mungkin kita bisa sedikit memahami kenapa Tuhan mengizinkan satu penderitaan terjadi dalam kehidupan kita bersama.
Mungkin Tuhan mau membuka mata semua orang yang sibuk membangun tembok bahwa ternyata dalam kamus penderitaan, kita semua ini adalah saudara seperjalanan, keluarga ... yang sama-sama kita semua rindu untuk hidup dipulihkan untuk bahagia, tentram, baik.
Dalam Perjanjian Baru, sewaktu orang-orang Yahudi sibuk membangun tembok antara "Yahudi" dengan "Samaria" ... ada 10 orang yang mengalami penderitaan karena sakit kusta.
Mereka menghancurkan tembok pemisah itu, mereka tidak lagi saling gontok-gontokan karena 9 orang itu Yahudi dan 1 orang adalah Samaria. Mereka mulai jalan bersama untuk mencari dan menemukan pemulihan dari penderitaan yang mereka alami bersama saat itu.
Bahan Bangunan
Ruth dan Naomi punya bahan-bahan yang cukup untuk membangun tembok pemisah.Rut 1:1-22
Rut dan Naomi
1:1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
1:2 Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
1:3 Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.
1:4 Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. 1:5 Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
1:6 Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.
1:7 Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda,
1:8 berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;
1:9 kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras
1:10 dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu."
1:11 Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?
1:12 Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki,
1:13 masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?"
1:14 Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
1:15 Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."
1:16 Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
1:17 di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
1:18 Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.
1:19 Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?"
1:20 Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.
1:21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."
1:22 Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.
1:1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
1:2 Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
1:3 Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.
1:4 Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. 1:5 Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
1:6 Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.
1:7 Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda,
1:8 berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;
1:9 kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras
1:10 dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu."
1:11 Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?
1:12 Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki,
1:13 masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?"
1:14 Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
1:15 Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."
1:16 Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
1:17 di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
1:18 Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.
1:19 Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?"
1:20 Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.
1:21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."
1:22 Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.
Yang satu mertua ("Ruth bukan anak kandung saya"), yang satu menantu ("Naomi bukan ibu kandung saya")
Cukup sangat bahan untuk membuat sesuatu di sana ....
Dan mereka mengambil bahan-bahan yang ada itu, tetapi bukan untuk membangun tembok, melainkan mereka membangun jemabatan yang pada akhirnya mereka bisa saling memahami.
Naomi memahami keputusan Orpa ketika dia pulang ke kampungnya dan memutuskan untuk tidak mengikut terus Naomi. Bahkan ide untuk pulang ke bangsanya itu juga berasal dari Naomi.
Ruth juga memahami apa artinya kehilangan orang-orang yang dikasihi seperti yang dialami oleh dirinya yang kehilangan suaminya, dan Naomi yang kehilangan anaknya, suami dari Ruth.
Dan Ruth juga menyadari bahwa Naomi tidak lagi hanya sekadar mertua saja baginya, tetapi sudah menjadi orang tuanya sendiri.
Runtuhkan Tembok, Bangun Jembatan!
Hari ini mari kita lihat hidup kita, berharap yang sering masuk tv itu juga bertanya hal yang sama: "Apa sih yang sekarang ini sedang kita bangun dalam kehidupan bersama kita dengan orang-orang yang ada disekitar kita di sini? Bangun tembok atau Bangun jembatan?"Kalau ngomong soal bahan untuk ngebangun mah kita punya banyak:
Pekerjaan - jabatan di kantor, itu bisa tuh jadi bangan bangunan kita bikin tembok.
Aku suami yang bekerja, dia istri yang di rumah ... itu juga bisa bangun tembok ...
Pulang ke rumah dah malam, pengen cepat mandi terus tidur .. tetapi istri lama bikin air panas ... "kamu tuh gmana sih, suami pulang bukannya dilayanin kek malah gak diperhatiin" ...
Istri jawab: "Ya sabar atuh pa, mama juga baru selesai nih dari pagi sampai malem gini, cuci piring, nyapu, ngepel, cuci baju ... anak lagi sakit pulak. Besok tukeran aja deh kita, papa yang dirumah cuci ngepel dan segala macem, mama yang kerja di luar rumah, biar tau lu."
Maksud hati ngomel malah kena damprat istri. Hati kesel, liat anak yang paling gede main PS mulu ... "Eh kamu kenapa gak belajar? Main mulu! Belajar yang bener biar jadi polisi kayak bapakmu ini!"
Lalu anaknya bilang: "Yeeee, sapa yang mau jadi polisi? Lama kaya nya, miskin terus. Orang aku mau jadi pegawai pajak hahahahahaha ... biar cepet kaya." (Ni anak kayaknya sedang nyindir berita gayus di tv kali ya ... hehe ... )
Datang bersama-sama adalah sebuah permulaan, tetap bersama-sama adalah sebuah kemajuan, dan bekerja bersama-sama adalah sukses. (Henry Ford)